rumus moving average

Mengenal Rumus Moving Average dan Jenis-Jenisnya

Trading crypto yang saat ini tengah marak menjadi perbincangan masyarakat ternyata mampu memberikan keuntungan yang cukup besar untuk para pemainnya. Meski begitu melakukan investasi dengan produk utama crypto bukan termasuk suatu hal yang mudah. Kamu harus mampu menguasai segala bentuk informasi yang ada di investasi jenis ini termasuk rumus Moving Average.

Pada dasarnya Moving Avarage atau MA menjadi tolak ukur dan kunci dasar untuk bisa bermain trading dengan baik. Jika kamu bisa memahaminya kemungkinan besar bisa memperoleh keuntungan dengan nilai yang cukup besar. Namun apabila belum kamu harus belajar terlebih dahulu agar tidak kalah dengan pemain atau trader lainnya.

Pengertian Moving Average atau Rata-Rata Bergerak

Sebelum kita langsung membahas ke informasi inti terkait rumus Moving Average alangkah baiknya jika kamu pun paham mengenai pengertian dari MA. Moving Average merupakan sebuah teknik analisis yang digunakan oleh investor dan trader untuk memberikan gambaran tentang arah trend berdasarkan indikator tertentu.

Menjadi seorang trader dan juga investor tidak hanya memiliki kewajiban untuk mengetahui perhitungan penjualan saja. Namun wajib hukumnya mengetahui bagaimana arah arus pergerakan candlestick dalam kurun waktu tertentu. Grafik ini yang akan menjadi penentu penjualan atau pembelian produk investasi.

Baca juga:  5 Tips Memulai Usaha Property untuk Pemula

Dalam rumus Moving Average angka rata-rata yang kamu gunakan berasal dari beberapa sumber yakni harga pembukaan (open), harga penutupan (close), harga tertinggi (high), tengah (median), dan terendah (low). Hasil dari perhitungan rata-rata angka ini tidak akan berupa angka utuh melainkan hanya berupa garis atau grafik yang saling terhubung.

Rumus Moving Average

Dalam penggunaan metode Moving Average umumnya lebih baik digunakan untuk menghitung data yang stabil atau data yang tidak memiliki fluktuasi dengan tajam. Data fluktuasi ini berbeda dengan data yang stabil karena perubahan naik dan turunnya jauh lebih cepat. Bahkan tanpa aba-aba data tersebut bisa langsung berubah dalam hitungan hari, jam, menit, bahkan detik.

Untuk menghitung jumlah rata-rata bergerak atau rumus Moving Average adalah sebagai berikut:

MA = X / Jumlah Periode

Keterangan :

MA = Moving Average

X = Keseluruhan hasil penjumlahan dari semua data dari periode waktu yang diperhitungkan

Jumlah Periode = Jumlah periode rata-rata bergerak

Atau bisa juga menggunakan rumus Moving Average berikut ini:

MA = (n1 + n2 + n3 + …) / n

Keterangan :
MA = Moving Average
n1 = data periode pertama
n2 = data periode kedua
n3 = data periode ketiga dan seterusnya
n = Jumlah periode rata-rata bergerak

Baca juga:  Teknik Cuan Manggunakan Support and Resistance

Jenis-Jenis Moving Average yang Wajib Kamu Ketahui

Setelah tadi kita membahas tentang pengertian dan rumus Moving Average kini saatnya kamu wajib mengetahui apa saja jenis-jenis MA. Dengan begitu kamu bisa lebih memfokuskan untuk memilih MA seperti apa yang cocok untuk progress investasi. Berikut penjelasannya.

1. Exponential Moving Average (EMA)

EMA menjadi salah satu jenis Moving Average yang berguna untuk memprediksi arah trend pada kurun waktu tertentu. Perhitungan EMA terjadi secara eksponensial sehingga mampu memberikan bobot yang lebih besar terhadap pergerakan yang tengah terjadi daripada masa lampau dan lebih sensitif terhadap momentum di masa kini.

Trend pada Exponential Moving Average sangat membantu para trader untuk menentukan dua titik yang krusial pada investasi yakni resistance dan support. Meski cukup menguntungkan untuk mengetahui pergerakan grafik namun terkadang EMA juga memunculkan sinyal palsu. Oleh sebabnya kamu sebagai trader harus jeli dalam membaca sinyal yang datang.

2. Double Exponential MA (DEMA)

DEMA atau Double Exponential Moving Average juga tidak kalah populer dari EMA. Para trader menggunakannya untuk menentukan momentum karena akurasinya sangat tepat dan lebih baik daripada EMA.  Memang untuk perihal kecepatan dalam membaca momentum cukup lambat, namun sinyal yang dapat trader terima jauh lebih baik dan autentik sehingga tidak mudah tertipu.

Baca juga:  5 Daftar Koin Micin Potensial yang Akan Booming

3. Wilder Smoothing MA (WSMA)

Berbeda dari kedua poin tadi karena Wilder Smoothing Moving Average atau WSMA memiliki tingkat kepopuleran yang rendah. Adapun alasan kenapa para trader tidak banyak yang menggunakannya karena WSMA tidak cukup sensitif terhadap perubahan harga sehingga biasanya fungsinya pun hanya fokus pada support dan resistance.

Sedangkan pada rumus Moving Average Wilder Smoothing MA tidak jauh berbeda dari jenis-jenis yang lain. Intinya rumus ini mengacu pada indikator seperti average true range dan directional movement. Meski tidak sigap seperti EMA dan DEMA namun WSMA mampu membantu kamu untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kegiatan pasar dengan perhitungan yang akurat.

4. Simple Moving Average (SMA)

Jenis Moving Average yang terakhir adalah SMA. Perhitungan grafiknya sangat sederhana. Untuk itulah muncul istilah Simple Moving Average (SMA). Kinerja dari jenis ini menggunakan data historis berupa harga tertinggi, harga terendah, harga buka, dan harga tutup. Akan ada banyak hal yang bisa kamu dapatkan dari SMA yakni titik support, resistance, sell, buy, dan lain sebagainya.