Seorang pebisnis harus mempersiapkan modal awal agar proses bisnisnya bisa berjalan dengan baik. Lalu bagaimana cara menghitung modal awal yang dibutuhkan? Tenang, Penulis akan memberikan ulasan cukup lengkap di bawah ini.
Modal sering menjadi faktor yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan dengan benar agar bisnis bisa memiliki progress. Jumlah besar atau kecilnya modal tergantung pada bisnis apa yang akan Anda jalankan.
Setidaknya, dalam sebuah kegiatan bisnis ada 3 jenis modal yang berbeda diantaranya modal awal, modal kerja dan modal operasional. Namun artikel kali ini akan lebih fokus pada modal awal.
Daftar Konten
Apa itu Modal Awal?
Sebelum membahas cara menghitung modal awal, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu yang dimaksud dengan modal awal.
Modal awal merupakan jumlah modal yang dibutuhkan untuk bisa digunakan dalam memulai suatu usaha atau bisnis sejak pertama kalinya. Biaya yang dibutuhkannya meliputi modal yang digunakan untuk sewa gedung, mengurus perizinan, membeli barang keperluan, gaji karyawan dan operasional lainnya.
Umumnya modal awal bisa berbentuk sejumlah uang yang disediakan oleh seseorang atau perusahaan untuk memulai usaha.
Dari mana sumber modal awal tersebut? Salah satunya bisa berupa modal pemilik, pinjaman atau juga dana hibah dari pihak ketiga. Dana hibah sendiri bisa berasal dari pemerintah atau swasta.
Modal awal yang berasal dari dana hibah bisa diberikan secara cuma-Cuma ataupun dipinjamkan dengan syarat yang lebih ringan. Lebih jauh dari itu, modal awal bisa berasal dari patungan masing-masing orang yang akan menjalankan bisnis secara bersama-sama dengan pembagian keuntungan sesuai kesepakatan.
Jenis Modal Awal yang Perlu Diketahui
Untuk bisa mengetahui cara menghitung modal awal usaha, Anda juga setidaknya harus mengetahui apa saja jenis modal awal, diantaranya:
1. Modal Investasi
Modal investasi didefinisikan sebagai banyaknya uang atau modal yang dikeluarkan dalam membeli aset perusahaan yang bernilai tinggi dan tahan lama. Sebagai contohnya mesin produksi, kendaraan operasional, pendirian bangunan usaha dan lainnya.
Perlu diingat, nilai penyusutannya harus dihitung secara berkala agar modal investasi bisa terukur dan diremajakan di kemudian hari.
2. Modal Operasional
Sebagaimana namanya, modal operasional merupakan modal untuk kegiatan operasional usaha berupa pengeluaran yang rutin atau sebulan sekali.
Sebagai contohnya bisa berupa gaji karyawan, pembayaran listrik dan air, tagihan internet, retribusi dan lainnya. Modal operasional sebaiknya dipersiapkan untuk mengkover selama 6 bulan usaha berjalan.
3. Modal kerja
Modal kerja relatif lebih kecil karena hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan berupa bahan baku untuk sebuah produksi. Ditambah lagi untuk membeli bahan perlengkapan penunjang produk dan barang-barang yang dibutuhkan untuk terciptanya sebuah produk.
Manfaat Menghitung Modal Awal
Meskipun Anda memiliki dana sendiri, namun menghitung modal awal ini harus dilakukan oleh semua pelaku bisnis sejak pertama kali merintis usahanya. Menghitung modal awal sangat bermanfaat, karena:
- Bisa membatu pelaku usaha untuk memperkirakan total modal yang diperlukan, apakah bisa dipenuhi sendiri atau harus menggunakan pemodal eksternal (investor).
- Membantu pelaku usaha untuk memperkirakan laba yang bisa diperoleh.
- Membantu pelaku usaha untuk menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan nantinya untuk mengembalikan modal awal.
Dengan cara menghitung modal awal dan keuntungan yang benar bisa menentukan jalannya sebuah usaha, apakah memiliki prospek yang bagus atau hanya bisa bertahan dalam waktu yang singkat.
Cara Menghitung Modal Awal Dengan Mudah
Di atas telah dijelaskan secara singkat mengenai modal awal dan jenisnya yang bisa Anda pahami dengan mudah. Hal terpenting selanjutnya adalah mengetahui cara menghitung modal awal untuk merintis suatu usaha.
Sejak pertama kali Anda berniat untuk merintis sebuah usaha, maka modal awal juga harus segera dihitung. Beberapa jenis usaha tidak bisa didirikan dengan menggunakan modal sendiri, biasanya pencarian modal eksternal pun dilakukan.
Ketika seorang pebisnis mampu menghitung dan mengetahui modal awal, berarti mengetahui juga keuntungan yang mungkin dihasilkan nantinya. Caranya pendapatan yang diperoleh dikurangi dengan modal awal, itulah yang disebut dengan laba.
Contoh Cara Menghitung Modal Awal
PT Sumber Jaya Lestari akan memulai usaha baru, diperoleh rincian modal yang dibutuhkan sebagai berikut:
1. Modal Investasi
Kebutuhan modal PT Sumber Jaya Lestari diantaranya:
- Laptop atau PC : Rp. 5.000.000
- Printer : Rp. 750.000
- Handphone : Rp. 3.000.000
- Izin Usaha : Rp. 1.250.000
- Instalasi Internet : Rp. 750.000
- Mobil Operasional : Rp. 75.000.000
Jumlah Modal Investasi adalah Rp. 85.750.000
2. Modal Kerja
Sedangkan modal kerja yang diperlukan relatif lebih kecil yang meliputi:
- Tinta printer : Rp. 210.000
- Kertas HVS : Rp. 175.000
Jumlah modal kerja yang dibutuhkan adalah Rp. 385.000
3. Modal Operasional
Contoh modal operasional bisa dikenali dengan mudah, diantaranya:
- Gaji Karyawan 4 Orang : Rp. 8.000.000
- Sewa Kantor/Bangunan : Rp. 2.000.000
- Biaya Listrik : Rp. 500.000
- Air : Rp. 300.000
- BBM Kendaraan : Rp. 500.000
- Kebutuhan Pantry : Rp. 300.000
Jumlah modal operasional sebagaimana rincian di atas adalah Rp. 5.100.000
Jadi bagaimana cara menghitung modal awal sesuai rumus di atas? Dengan demikian modal awal yang dibutuhkan oleh PT Sumber Jaya Lestari yaitu sebagai berikut:
Modal awal PT Sumber Jaya Lestari: Rp. 85.750.000 + Rp. 385.000 + Rp. 11.600.000
Totalnya adalah Rp. 97.735.000
Nominal di atas hanyalah sebagai contoh, perhitungan lebih real-nya bisa disesuaikan dengan kondisi saat ini dan jenis usaha yang akan Anda jalankan.
Cara menghitung modal awal sangatlah penting dalam sebuah bisnis yang akan Anda jalankan. Bagaimana bisa memajukan sebuah bisnis jika sejak awal tidak berhasil menentukan modalnya?